Sabtu, 26 Maret 2016

Wonderful Me #2 (bagian 2)

Semenjak lulus dari sekolah menengah, saya tidak langsung memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, mengingat kala itu ortu berharap saya segera mendapat pekerjaan agar mengurangi beban keluarga kami. Akhirnya berkat kenalan ayah yang bekerja di sebuah showroom mobil, saya diterima bekerja di sebuah instansi pendidikan berbasis islami di daerah Tlogomas. Awalnya saya akan ditempatkan di sebuah RS baru milik universitas yang sedang dibangun kala itu. Harapannya saya akan ditempatkan pada bagian dapur menjadi co. chef disana. Sambil menanti RS tersebut terbangun saya diperbantukan untuk mem back up Kaur. Administrasi Umum. Lokasi nya berdekatan dengan gedung rektorat.  

Semua gedungnya putih, memiliki dome yang cukup besar bisa menampung 7000 orang, area nya pun luas, disanalah saya memulai kehidupan bekerja. Memulai karir sebagai pegawai kontrak, membuat saya terlalu canggung menghadapi rekan kerja yang hampir semua berlatar belakang Sarjana. Bahkan, sebagian orang bertanya, bagaimana bisa anak baru lulus sekolah menengah bekerja disini? Dan berbagai pertanyaan lainnya yang mungkin memang benar jika dipikir pakai logika. Saya hanya tersenyum, walau sebagian yang lain mencemooh saya. Saya berpikir bahwa, inilah dunia kerja yang sesungguhnya. Itu semua hanya cuplikan dalam hidup saya yang indah, dan saya tidak melihat hal itu sebagai hambatan, saya mencoba menikmati semuanya dengan baik. 
Ditambah suasana kerja yang semuanya dihiasi perkuliahan, belajar dan bersosialisasi dengan teman sesama membuat saya merindukan hal itu. Kemudian selama 1tahun menjadi pegawai, selama itu pula saya mengikuti tes masuk perguruan tinggi pada tahun 2013 melalui jalur beasiswa. Dari kampus paling beken dan keren seantero Malang hingga kampus yang dihuni mahasiswa rajin dan cermat telah saya coba masuki. Namun hasilnya nihil. Lewat jalur beasiswa malah justru membuat saya tidak mendapat kuota di 2 kampus tersebut. Entah apa, mungkin kriteria mendapat beasiswa tidak tertera pada diri saya. Apabila tidak dengan jalur beasiswa pun, saya juga belum tentu bisa berkuliah disana. Karena di kampus2 tersebut tidak menyediakan kuliah untuk pekerja seperti saya kala itu. 
Mulailah saya berpikir dari kegagalan tersebut, bahwa tidak ada kampus yang menyediakan fasilitas beasiswa dengan cuma-cuma kecuali bagi mahasiswa yang benar-benar membutuhkan. Bagaimana caranya saya tetap kuliah dan tetap bekerja untuk bisa mem back up biaya nya. Itu semua bagikan angan – angan yang mustahil terwujud. Terlebih di instansi pendidikan tempat saya bekerja tidak menyediakan fasilitas macam itu.
Namun, kontrak kerja saya tak terasa sudah memasuki 1 tahun lamanya. Di saat itulah saya harus segera memutuskan apakah berhenti dari kontrak yang artinya saya tidak lagi bekerja dan belum bisa berkuliah tapi ada kemungkinan kuliah dengan jalur lain atau melanjutkan kontrak yang artinya saya terus bekerja tapi juga belum bisa melanjutkan kuliah. Its so make me confused.
Diluar dugaan, tak disangka-sangka, tak dinyana. Semua berubah, hanya karena ada satu hal…………………………………………………. (next on How great my campus #1)


0 komentar:

Posting Komentar

 
The Digital Me Blogger Template by Ipietoon Blogger Template